Apa Kabar Magelang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang tengah berjuang keras mengusulkan penambahan kuota pengunjung yang diizinkan naik ke struktur Candi Borobudur. Saat ini, batas maksimal hanya 1.200 orang per hari. Namun Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, menginginkan angka itu dinaikkan drastis menjadi 10.000 orang per hari.
Usulan ini bukan tanpa alasan. Dalam sebuah kegiatan penanaman pohon di Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid pada Senin pagi (9/6/2025), Bupati Grengseng menjelaskan bahwa pembatasan saat ini justru menjadi penghambat pertumbuhan pariwisata di kawasan Borobudur. Ia menilai, banyak wisatawan enggan datang karena tidak bisa mengakses struktur utama candi.
“Dengan kuota yang terbatas, pengunjung merasa rugi datang jauh-jauh tapi tidak bisa naik ke candi. Ini tentu akan berpengaruh pada kunjungan wisata dan perputaran ekonomi warga di sekitar,” ungkapnya.
Bupati Grengseng menegaskan bahwa Pemkab Magelang sudah secara resmi mengajukan permohonan ke Kementerian Kebudayaan untuk menaikkan kuota menjadi 10.000 orang per hari. Usulan ini tengah dalam proses kajian oleh pemerintah pusat.
“Kami berharap jumlah pengunjung bisa ditingkatkan. Kalau disetujui, ekonomi warga lokal seperti pedagang kaki lima, pemandu wisata, pengelola homestay, hingga UMKM lainnya akan lebih hidup,” katanya optimistis.

Baca Juga : Pemerintah Kota Magelang Sajikan Laporan Keuangan yang Profesional
Penambahan Kuota Jadi Harapan Masyarakat Sekitar Candi
Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang, Arif Rahman Hakim, turut memperkuat pernyataan bupati. Ia menjelaskan bahwa usulan tersebut sudah lama disampaikan dan pihaknya masih menunggu keputusan dari Museum Cagar Budaya (MCB) dan Taman Wisata Borobudur (TWB) selaku pengelola.
“Kami sudah sampaikan secara resmi. Bahkan Pak Bupati juga sudah bertemu langsung dengan Menteri Kebudayaan, Pak Fadli Zon, untuk menyuarakan permintaan masyarakat ini,” ungkap Arif.
Lebih lanjut, Arif menyebut bahwa antusiasme masyarakat terhadap Candi Borobudur masih sangat tinggi. Namun karena akses ke struktur utama dibatasi, minat wisatawan mengalami penurunan yang signifikan.
Dukungan InJourney: Ingin Tambah Jadi 5.000, Tapi Pemkab Ingin 10.000
Tak hanya Pemkab Magelang, dukungan juga datang dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney), selaku BUMN yang mengelola pariwisata nasional. Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menyatakan pihaknya telah mengusulkan kepada Kementerian Kebudayaan untuk menambah kuota menjadi 5.000 orang per hari.
“Kami terus mendapatkan keluhan dari masyarakat, terutama pedagang di sekitar kawasan. Dengan kuota hanya 1.200 per hari, banyak yang merasa omzetnya menurun drastis. Kawasan makin sepi,” ujar Maya.
Menurutnya, saat ini kunjungan ke struktur Candi Borobudur dibagi dalam 8 sesi, masing-masing sesi hanya diikuti 150 orang. Total harian hanya 1.200 orang. Ia menyebut sistem ini terlalu ketat dan menghambat pemulihan pariwisata.
“Kami sudah berdiskusi dengan Pak Fadli Zon juga. Harapannya, kita bisa sama-sama mencari jalan keluar agar kuota bisa dinaikkan, tentu dengan tetap menjaga aspek konservasi cagar budaya,” jelas Maya.
Antara Konservasi dan Ekonomi: Harus Seimbang
Meningkatkan jumlah kunjungan bukanlah perkara mudah. Di sisi lain, konservasi dan pelestarian Candi Borobudur juga menjadi hal utama yang tak bisa diabaikan. Namun, Pemkab Magelang percaya bahwa dengan pengelolaan yang bijak dan pengawasan ketat, peningkatan kuota tetap bisa dilakukan tanpa mengorbankan kelestarian cagar budaya.
Bupati Grengseng menutup pernyataannya dengan harapan besar:
“Candi Borobudur adalah ikon dunia, sekaligus napas ekonomi warga Magelang. Kami ingin keduanya bisa berjalan beriringan — pelestarian dan kesejahteraan.”
Kini, masyarakat dan pelaku pariwisata lokal menanti keputusan pemerintah pusat. Apakah kuota akan dinaikkan menjadi 5.000, seperti yang diusulkan InJourney? Atau bahkan 10.000, seperti harapan dari Pemkab Magelang?
Yang jelas, denyut ekonomi ribuan warga bergantung pada keputusan ini.