Dior Dior Dior

Pasca Aksi Unjuk Rasa Di Beberapa Daerah

Dior

Apa Kabar Magelang — Pasca Aksi Unjuk Rasa Di Beberapa Daerah Aksi unjuk rasa besar-besaran yang merebak di berbagai kota sepanjang akhir Agustus telah mereda. Suara klakson mobil sudah kembali menggantikan teriakan orasi. Jalan-jalan utama yang sebelumnya penuh sesak oleh ribuan demonstran kini tampak lengang. Namun, di balik ketenangan itu, masih tersisa pertanyaan mendalam: apa yang sebenarnya tersisa dari demonstrasi itu—selain luka, kemarahan, dan trauma?

Unjuk rasa yang dipicu oleh berbagai isu—mulai dari ketidakpuasan terhadap kebijakan elit politik, penolakan kenaikan tunjangan pejabat, hingga kemunduran demokrasi—telah menciptakan gelombang sosial-politik yang tidak kecil. Kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, dan Bandung menjadi saksi ketegangan antara aspirasi masyarakat dan respons aparat negara.

Dior

Hari Demi Hari Aksi Demo Semakin Membesar dan Meluas Ke Seluruh Pelosok Tanah Air – liputanhukum.com


Baca Juga: Demonstran Rusuh di Temanggung Dipulangkan, Pelajar yang Terlibat Mendapat Pembinaan di Sekolah

Dampak Langsung: Penangkapan Massal dan Kekerasan

Data dari Mabes Polri menunjukkan bahwa lebih dari 3.000 orang telah diamankan selama rangkaian aksi, dan puluhan di antaranya ditetapkan sebagai tersangka. Banyak dari mereka adalah mahasiswa, buruh, ojek online, dan warga sipil yang ikut turun ke jalan sebagai bentuk kepedulian terhadap situasi bangsa.

Namun, Amnesty International Indonesia menyampaikan kritik tajam terhadap cara aparat menangani demonstrasi tersebut. Menurut mereka, penggunaan kekuatan berlebihan, penangkapan semena-mena, serta intimidasi terhadap jurnalis dan relawan kesehatan menunjukkan bahwa negara masih gagap menghadapi suara rakyat.

Sejumlah video yang beredar di media sosial memperlihatkan kekerasan aparat saat membubarkan massa. Ada mahasiswa yang diseret, wartawan yang dipukul, bahkan tenaga medis lapangan yang menjadi sasaran gas air mata. Peristiwa tragis pun terjadi, seperti kematian Affan Kurniawan, warga sipil yang tertabrak kendaraan taktis saat demonstrasi di Jakarta.


Kota-Kota yang Masih Berbenah

Pemerintah daerah kini berpacu untuk memulihkan kondisi kota—bukan hanya infrastruktur fisik, tapi juga kepercayaan publik. Di beberapa kota, muncul inisiatif dialog antara mahasiswa dan pemerintah daerah. Namun, sebagian lainnya justru memperketat pengawasan dan memperbanyak aparat di titik-titik rawan.


Psikologis Kolektif: Marah tapi Takut

Pasca aksi, banyak warga—terutama anak muda—mengaku mengalami dilema. Mereka marah terhadap kondisi negara, namun di sisi lain takut untuk bersuara. Penangkapan massal, kriminalisasi pendemo, dan kekerasan aparat membuat sebagian besar masyarakat berpikir dua kali sebelum kembali turun ke jalan.

Menurut sosiolog dari UGM, pasca-unjuk rasa seperti ini seringkali menciptakan efek “silent tension”—di mana masyarakat terlihat tenang di permukaan, tetapi menyimpan ketidakpuasan yang mendalam. Ketika ketidakpuasan itu dibiarkan tanpa kanal yang sehat, potensi ledakan sosial bisa muncul di waktu yang tak terduga.


Respons Pemerintah Pusat: Reaktif, Bukan Reflektif?

Hingga kini, pernyataan dari pemerintah pusat cenderung normatif. Presiden menyampaikan keprihatinan atas kerusuhan, dan Kapolri memerintahkan tindakan tegas terhadap “perusuh”. Namun, belum ada sinyal kuat untuk mengevaluasi pendekatan aparat atau membuka ruang dialog terbuka dengan kelompok-kelompok masyarakat sipil.

Sebagian pengamat menyayangkan sikap pemerintah yang lebih fokus pada stabilitas dan citra, ketimbang menyentuh akar masalah. Misalnya, belum ada sikap tegas untuk menyelidiki pelanggaran HAM yang diduga dilakukan aparat, atau mekanisme penyelesaian non-yudisial terhadap korban kekerasan saat aksi.

Unjuk rasa yang terjadi tidak semata-mata tentang satu isu. Ia adalah akumulasi kekecewaan: terhadap politik uang, kemewahan pejabat, ketidakadilan hukum, dan lemahnya keberpihakan negara terhadap rakyat kecil. Maka dari itu, jika negara hanya menjawab dengan gas air mata dan penjara, maka luka akan makin dalam.

Pelajaran penting dari peristiwa ini:

  1. Demokrasi bukan hanya tentang pemilu, tapi juga tentang mendengar suara jalanan.

  2. Kritik bukan ancaman, tapi peringatan.


Penutup: Diam Bukan Damai

Pasca aksi, jalanan memang kembali sunyi. Tapi bukan berarti rakyat puas. Di balik status-status media sosial, mural-mural di tembok kota, dan tatapan waspada mahasiswa di kampus, ada energi yang belum tersalurkan.

Dior